MASALAH KRISIS AIR BERSIH
PENERAPAN
TEKNOLOGI PENYULINGAN AIR LAUT
Disusun oleh :
-
Wawan
setiawan
-
Elani
-
Irene
zulfiyah
-
Novi
tri wahyuni
-
Nasiroh
-
Kelas : XII IPA 5
SMAN 1 ARJAWINANGUN
Jln. Sultan syahrir Arjawinangun
– Cirebon 45162
Krisis Air Bersih di Indonesia
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Air merupakan
unsur yang vital dalam kehidupan manusia. Seseorang tidak dapat bertahan hidup
tanpa air, karena itulah air merupakan salah satu penopang hidup bagi manusia. Ketersediaan
air di dunia ini begitu melimpah ruah, namun yang dapat dikonsumsi oleh manusia
untuk keperluan air minum sangatlah sedikit. Selain itu, kecenderungan yang
terjadi sekarang ini adalah berkurangnya ketersediaan air bersih itu dari hari
ke hari. Semakin meningkatnya populasi, semakin besar pula kebutuhan akan air
minum. Kekurangan air telah berdampak negatif terhadap semua sektor, termasuk
kesehatan. Tanpa akses air minum yang higienis mengakibatkan 3.800 anak
meninggal tiap hari oleh penyakit. Begitu peliknya masalah ini sehingga para
ahli berpendapat bahwa pada suatu saat nanti, akan terjadi “pertarungan” untuk
memperbuatkan air bersih ini. Sama halnya dengan pertarungan untuk
memperebutkan sumber energi minyak dan gas bumi.
Disamping
bertambahnya populasi manusia, kerusakan lingkungan merupakan salah satu
penyebab berkurangnya sumber air bersih. Abrasi pantai menyebabkan rembesan air
laut ke daratan, yang pada akhirnya akan mengontaminasi sumber air bersih yang
ada di bawah permukaan tanah. Pembuangan sampah yang sembarang di sungai juga
menyebabkan air sungai menjadi kotor dan tidak sehat untuk digunakan. Di
Indonesia sendiri diperkirakan, 60 persen sungainya, terutama di Sumatera,
Jawa, Bali, dan Sulawesi, tercemar berbagai limbah, mulai dari bahan organik
hingga bakteri coliform dan fecal coli penyebab diare. Pembabatan hutan dan
penebangan pohon yang mengurangi daya resap tanah terhadap air turut serta pula
dalam menambah berkurangnya asupan air bersih ini. Berkaitan dengan krisis air
ini, diramalkan 2025 nanti hampir dua pertiga penduduk dunia akan tinggal di
daerah-daerah yang mengalami kekurangan air. Ramalan itu dilansir World Water
Assesment Programme (WWAP), bentukan United Nation Educational, Scientific and
Cultural Organization (Unesco). Lembaga itu menegaskan bahwa krisis air didunia
akan memberi dampak yang mengenaskan. Tidak hanya membangkitkan epidemi
penyakit yang merenggut nyawa, tapi juga akan mengakibatkan bencana kelaparan.
1.2 Perumusan Masalah
Indonesia
merupakan salah satu negara yang kaya akan sumber daya air dimana ketersediaan
air mencapai 15.500 meter kubik per kapita per tahun, masih jauh di atas
ketersediaan air rata-rata di dunia yang hanya 8.000 meter kubik per tahun.
Meskipun begitu, Indonesia masih saja mengalami kelangkaan air bersih. Sekitar
119 juta rakyat Indonesia belum memiliki akses terhadap air bersih
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan dari
penulisan makalah ini, yaitu:
Mengetahui dan memahami potensi ketersediaan air di Indonesia. Mengetahui gambaran krisis air di Indonesia. Mengetahui sebab-sebab terjadinya krisis air di Indonesia. Mengetahui dampak yang ditimbulkan dari krisis air di Indonesia. Mengetahui program yang dilaksanakan pemerintah untuk mengatasi krisis air bersih
Mengetahui dan memahami potensi ketersediaan air di Indonesia. Mengetahui gambaran krisis air di Indonesia. Mengetahui sebab-sebab terjadinya krisis air di Indonesia. Mengetahui dampak yang ditimbulkan dari krisis air di Indonesia. Mengetahui program yang dilaksanakan pemerintah untuk mengatasi krisis air bersih
1.4 Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan
pembaca agar lebih mengerti penulisan makalah ini, maka makalah ini dibagi ke
dalam empat bab. Bab pertama merupakan pendahuluan yang menjelaskan latar
belakang permasalahan, perumusan masalah, tujuan penulisan, metode penulisan
yang dilakukan, dan sistematika penulisan. Kemudian bab kedua yang merupakan
tinjuauan pustaka yang berisikan pengertian air, syarat-syarat air bersih,
serta kebijakan pemerintah terkait sumber daya air. Selanjutnya bab ketiga yang
merupakan pembahasan dan berisikan studi kasus, penyebab dan dampak krisis air
bersih, kualitas air bersih saat ini, realitas kebijakan pemerintah. Bab empat
yang berisikan kesimpulan dan saran dari kelompok.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Air dan Syarat-syarat Air Bersih
Dalam UU RI No.7
Tahun 2004 dan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 907 Tahun 2002, disebutkan
beberapa pengertian terkait dengan air, yaitu sebagai berikut :
1. Sumber daya air adalah air, dan daya air yang terkandung didalamnya.
2. Air adalah semua air yang terdapat pada diatas, ataupun di bawah permukaan tanah
3. Air Bersih (clean water) adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hariyang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak
4. Air Minum (drinking water) adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum
5. Air permukaan adalah semua air yang terdapat pada permukaan tanah.
1. Sumber daya air adalah air, dan daya air yang terkandung didalamnya.
2. Air adalah semua air yang terdapat pada diatas, ataupun di bawah permukaan tanah
3. Air Bersih (clean water) adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hariyang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak
4. Air Minum (drinking water) adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum
5. Air permukaan adalah semua air yang terdapat pada permukaan tanah.
Dalam referensi
lain disebutkan bahwa air adalah adalah zat kimia yang penting bagi semua
bentuk kehidupan yang diketahui sampai saat ini di bumi, tetapi tidak di planet
lain. Air menutupi hampir 71% permukaan bumi. Saat ini kualitas air minum di
kota-kota besar di Indonesia masih memprihatinkan. Kepadatan penduduk, tata
ruang yang salah dan tingginya eksploitasi sumber daya air sangat berpengaruh
pada kualitas air
2.2 Siklus Air
Air merupakan zat cair yang dinamis bergerak dan mengalir melalui siklus hidrologi yang abadi.
2.3 Potensi Air Di Dunia
Bumi sebenarnya
masih mempunyai banyak persediaan air tetapi hanya sedikit sekali air yang
layak dikonsumsi. Dalam 20 tahun ini, air yang dibutuhkan untuk konsumsi dunia,
baik air minum maupun air untuk mengairi tanaman, sudah tak cukup lagi. Hanya
2,5 persen saja air di dunia ini yang tidak mengandung garam. Dan dua pertiga
dari jumlah itu terkubur dalam gunung es dan glasier.
2.4 Kebijakan Pemerintah Terkait Sumber Daya Air
Sumber daya air merupakan kebutuhan mutlak setiap individu yang harus dipenuhi untuk kelangsungan hidupnya. Apabila terjadi pengurangan kuantitas maupun kualitas sumber daya air maka akan mempengaruhi kehidupan manusia secara bermakna. Untuk menjamin ketersediaan dan pengelolaan sumber daya air ini, maka pemerintah sebagai pemangku tanggung jawab kesejahteraan warga negaranya, berkewajiban menetapkan suatu kebijakan atau Undang-Undang untuk mengatur sumber daya air. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2004 merupakan salah satu Undang-Undang yang dibuat untuk mengaturnya. Secara umum Undang-Undang tersebut terdiri atas delapan belas bab, yang sebagian besar membahas tentang Ketentuan Umum, Wewenang dan Tanggung Jawab, Konservasi Sumber Daya Air, Pendayagunaan Sumber Daya Air, dan Pengendalian Daya Rusak Air
Sumber daya air merupakan kebutuhan mutlak setiap individu yang harus dipenuhi untuk kelangsungan hidupnya. Apabila terjadi pengurangan kuantitas maupun kualitas sumber daya air maka akan mempengaruhi kehidupan manusia secara bermakna. Untuk menjamin ketersediaan dan pengelolaan sumber daya air ini, maka pemerintah sebagai pemangku tanggung jawab kesejahteraan warga negaranya, berkewajiban menetapkan suatu kebijakan atau Undang-Undang untuk mengatur sumber daya air. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2004 merupakan salah satu Undang-Undang yang dibuat untuk mengaturnya. Secara umum Undang-Undang tersebut terdiri atas delapan belas bab, yang sebagian besar membahas tentang Ketentuan Umum, Wewenang dan Tanggung Jawab, Konservasi Sumber Daya Air, Pendayagunaan Sumber Daya Air, dan Pengendalian Daya Rusak Air
BAB III
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
3.1 Gambaran Umum Krisis Air
Bersih di Indonesia
Di Indonesia,
dengan jumlah penduduk mencapai lebih 200 juta, kebutuhan air bersih menjadi
semakin mendesak. Kecenderungan konsumsi air diperkirakan terus naik hingga
15-35 persen per kapita per tahun. Sedangkan ketersediaan air bersih cenderung
melambat (berkurang) akibat kerusakan alam dan pencemaran.
Sekitar 119 juta
rakyat Indonesia belum memiliki akses terhadap air bersih. Penduduk Indonesia
yang bisa mengakses air bersih untuk kebutuhan sehari-hari, baru mencapai 20
persen dari total penduduk Indonesia. Itupun yang dominan adalah akses untuk
perkotaaan. Artinya masih ada 82 persen rakyat Indonesia terpaksa mempergunakan
air yang tak layak secara kesehatan.
Contoh Kasus Krisis Air Bersih di Perkotaan
Pertengahan
Februari 2007, warga di kawasan Jakarta Utara mengeluhkan kenaikan harga air
yang gila-gilaan. Seperti dilaporkan sejumlah media, harga air bersih di
sebagian wilayah Jakarta Utara naik sampai lima kali lipat dari harga
sebelumnya. “Dulu harga per gerobak (isi 6 jeriken) hanya 10 ribu. Sekarang
naik jadi 50 ribu,” ujar Sukirman, warga RT 02 Kelurahan Rawa Badak Jakata
Utara. Kelangkaan dan kenaikan harga air gerobakan itu terjadi akibat
terputusnya aliran PAM.
Contoh Kasus Krisis air bersih di Pedesaan
Contoh Kasus Krisis air bersih di Pedesaan
Di Kampung Legok
Pego di Desa Drawati, Kecamatan Paseh, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Warga
disana kebanyakan menampung air hujan dari atap rumah ke dalam jeriken-jeriken
plastik untuk dimanfaatkan pada musim kemarau. Menurut Kepala Dusun VI Desa Drawati
Emen Suparman, kesulitan yang dihadapi warga kampung Legok Pego bukan hanya
kelangkaan air. Infrastruktur yang buruk ditambah lokasi yang terpencil
menyebabkan warga kesulitan mengakses sarana pendidikan dan kesehatan. Kepala
Dusun menambahkan, dulu ada sembilan mata air yang terletak di perbukitan dan
bisa mengalirkan air saat kemarau. Tapi sekarang, mata air itu berhenti
mengalir. Warga yang membutuhkan air bersih harus berjalan kaki sejauh 3,5 kilo
meter ke mata air terdekat. Sampai sekarang dinas sosial Kabupaten Bandung
masih mencari cara menolong warga desa Drawati. Dua cuplikan peristiwa tadi
menunjukkan krisis air atau ancaman kelangkaan air di Indonesia memang
betul-betul ada.
3.2 Pencapaian Target ke 10 MDGs (Millenium Development Goals)
Selama puluhan
tahun Indonesia telah melakukan pembangunan dalam sektor air minum. Akan tetapi
sampai saat ini tingkat pelayanan air minum melalui sistem perpipaan yang
relatif paling aman dibanding sistem lain secara nasional baru mencapai 41%
untuk penduduk perkotaan dan 8% untuk penduduk pedesaan. Dalam target kesepuluh
sasaran pembangunan milenium/MDGs ditetapkan bahwa tahun 2015 pemerintah perlu
meningkatkan akses separuh masyarakat yang saat ini belum mendapat pelayanan
terhadap air minum yang aman. Ada lima indikator untuk mengukur akses
masyarakat terhadap ketersediaan air minum, yaitu
- Kualitas
- Kuantitas
- Kontinuitas
- Keandalan (reliability) sistem penyediaan air minum
- Kemudahan (affordiability), baik dalam harga maupun jarak/ waktu tempuh
- Kualitas
- Kuantitas
- Kontinuitas
- Keandalan (reliability) sistem penyediaan air minum
- Kemudahan (affordiability), baik dalam harga maupun jarak/ waktu tempuh
Indonesia
terancam gagal untuk mencapai Tujuan Pembangunan Milenium pada 2015. Data
Bappenas menunjukkan hingga saat ini, lebih dari 100 juta penduduk Indonesia
belum mempunyai akses terhadap air (bersih) yang aman untuk diminum. Hal ini
disebabkan, belum tersedianya sarana yang memadai di samping rendahnya
prioritas anggaran penyediaan air bersih dari pemerintah
3.3 Penyebab dan Dampak Krisis Air Bersih
1. Perilaku Manusia
2. Populasi yang terus bertambah dan sebaran penduduk yang tidak merata.\
3. Kerusakan Lingkungan
- Penggundulan Hutan
- Global Warming
- Pencemaran Air
- Kurangnya koordinasi antara
institusi terkait
- Anggaran yang tidak mencukupi
3.3.1 Dampak Krisis Air Bersih
Krisis air
bersih yang berkepanjangan menyebabkan dampak yang buruk pada segala hal. Dalam
masalah kekurangan air, negara-negara miskin paling banyak merasakan dampaknya.
Negara-negara ini membutuhkan air dalam jumlah besar untuk bidang irigasi,
domestik dan industri. Air adalah kebutuhan mendasar manusia, tanpa air
lingkungan akan kering dan manusia akan mati. Ada beberapa penyebab merebaknya
masalah krisis air ini, salah satunya kegagalan beberapa negara untuk
meregulasi, mengatur dan menjaga kelestarian air, selain itu juga pertumbuhan
populasi penduduk yang semakin meningkat. Sebagai contoh, jumlah penduduk Cina
yang mencapai 1,2 miliar saat ini akan membengkak menjadi 1,5 miliar pada tahun
2030. Berarti permintaan air akan meningkat sebesar lebih dari 66 persen selama
periode itu
Dampak Bagi kesehatan
Jenis Penyakit
|
Langkah dan Perbaikan yang Perlu
Dilakukan
|
Cholera, Hepatitis, Polimearitis
|
Peningkatan kualitas air bersih
|
Typoid, Disentrin Trachoma,
Scabies
|
Peningkatan kuantitas dan
kualitas air bersih
|
Malaria, Yellow-fever
|
Peningkatan kualitas air bersih
|
Penyakit Cacing
|
Perbaikan sanitasi
|
3.3.2 Pelaksanaan Program Kelompok Kerja AMPL
Water and Sanitation for Low Income Communities Project (WSLIC) II
a. Tujuan
Poyek ini
bertujuan meningkatkan status kesehatan, produktivitas serta kualitas hidup
masyarakat berpenghasilan rendah melalui perubahan perilaku, pelayanan
kesehatan berbasis lingkungan, penyediaan air minum dan sanitasi yang aman,
cukup dan mudah dijangkau, berkesinambungan dan efektif melalui partisipasi
masyarakat.
b. Pendekatan/Penerapan Program
b. Pendekatan/Penerapan Program
WSLIC-2
mempunyai empat komponen utama yakni peningkatan kapasitas kelembagaan
masyarakat, peningkatan kesehatan dan sanitasi melalui pelayanan kesehatan dan
perubahan perilaku, penyedian sarana air minum dan sanitasi, pengelolaan /
manajemen proyek.
Proyek ini menerapkan suatu metode pendekatan yang tanggap terhadap kebutuhan masyarakat. Seluruh anggota masyarakat memiliki kesempatan untuk terlibat (berpatisipasi ) dalam pemilihan kegiatan untuk kesehatan, air minum dan sanitasi, dengan fokus khusus pada permintaan perempuaan dan masyarakat miskin.
c. Sumber Dana
Proyek ini menerapkan suatu metode pendekatan yang tanggap terhadap kebutuhan masyarakat. Seluruh anggota masyarakat memiliki kesempatan untuk terlibat (berpatisipasi ) dalam pemilihan kegiatan untuk kesehatan, air minum dan sanitasi, dengan fokus khusus pada permintaan perempuaan dan masyarakat miskin.
c. Sumber Dana
Total dana yang
disediakan untuk proyek WSLIC-2 ini sebesar 106 juta dolar AS dari IDA (World
Bank), pemerintah Australia melalui AusAID ditambah dana masyarakat. Proyek ini
dilaksanakan di tujuh propinsi yakni Jawa Timur, Nusa Tengara Barat, Sumatra
Barat, Sumatra Selatan, Bangka – Belitung, Jawa Barat, dan Sulawesi Selatan.
Pemilihan propinsi ini di dasarkan kriteria:tingkat terjangkitnya penyakit
diare, tingkat kemiskinan, dan tingkat pelayanan air bersih dan sanitasi.
3.3.3 Membuat Teknologi penyulingan air laut seperti di Jepang
Air laut diubah
menjadi air siap minum dengan menghilangkan garam dan zat-zat lain dengan cara
reverse osmosis. Prinsipnya adalah memanfaatkan fenomena alam (osmosis). Yakni perpindahan
air melalui membran yang hanya bisa dilewati air bersih, tetapi garam tidak
dapat melewatinya, dibantu dengan meningkatkan tekanan. Ilustrasinya adalah bagaimana pipa itu ditanam
14 meter di bawah permukaan laut agar instalasinya tidak menganggu ekosistem
laut dan pelayaran di sekitar laut. Air yang masuk ke pipa sudah tersaring
dengan alami oleh pasir dan batuan laut.
Air yang masuk secara alami dari
laut tanpa bantuan pompa akan masuk ke tempat penampungan raksasa dbawah tempat
pengolahan.
Gambar diatas adalah gambar
Rangkaian system penyaringan air
Pompa bertekanan tinggi yang
penting dalam proses reverse osmosis
KESIMPULAN
Air merupakan
unsur yang vital dalam kehidupan manusia. Ketersediaan air di dunia ini begitu
melimpah ruah, namun yang dapat dikonsumsi oleh manusia untuk keperluan air
minum sangatlah sedikit. Dari total jumlah air yang ada, hanya lima persen saja
yang tersedia sebagai air minum. Selain itu, kecenderungan yang terjadi
sekarang ini adalah berkurangnya ketersediaan air bersih itu dari hari ke hari.
Semakin meningkatnya populasi, semakin besar pula kebutuhan akan air minum.
Sehingga ketersediaan air bersih pun semakin berkurang. Penyebab dari
terjadinya krisis air bersih ini antara lain : perilaku manusia yang kurang,
Populasi yang terus bertambah dan sebaran penduduk yang tidak merata, kerusakan
lingkungan, manajemen pengelolaan air yang buruk, global warming, anggaran yang
tidak mencukupi, serta buruknya kinerja PAM PDAM. Kemudian krisis air bersih
ini juga memberikan dampak yang cukup signifikan bagi kehidupan masyarakat
diantaranya dampak bagi kesehatan yaitu timbulnya berbagai macam penyakit dan
dampak ekonomi yaitu sulitnya air bersih didapatkan terutama bagi rakyat
miskin.
upaya yang harus dilakukan pemerintah adalah segera menerapkan IPTEK seperti dinegara tetangga seperti jepang (penyaringan air laut) dan sebagainya, bahkan tak perlu menggunakan tenaga listrik karena letak tempat pengolahan air tersebut didekat pantai tentu bias menggunakan panel tenaga surya.
upaya yang harus dilakukan pemerintah adalah segera menerapkan IPTEK seperti dinegara tetangga seperti jepang (penyaringan air laut) dan sebagainya, bahkan tak perlu menggunakan tenaga listrik karena letak tempat pengolahan air tersebut didekat pantai tentu bias menggunakan panel tenaga surya.
http://arismarfai.staff.ugm.ac.id/wp http://www.suarapembaruan.com
http://www.adilnews.com http://diglib.ampl.or.id/detail/detail/php
http://www.suarapembaruan.com http://www.kompasonline.com
http://www.kaskus.co.id/thread/50c697dee974b4d460000000/penyulingan-air-laut-terbesar-di-jepang
http://www.adilnews.com http://diglib.ampl.or.id/detail/detail/php
http://www.suarapembaruan.com http://www.kompasonline.com
http://www.kaskus.co.id/thread/50c697dee974b4d460000000/penyulingan-air-laut-terbesar-di-jepang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar